Jakarta (ANTARA News) - PT PP Property Tbk menargetkan penjualan sekitar Rp2,9 triliun pada tahun 2017, tumbuh sekitar 26 persen dibanding realisasi penjualan tahun 2016 yang mencapai Rp2,3 triliun.
"Kami mengincar kenaikan penjualan pada kisaran 25 persen - 30 persen sepanjang 2017, jauh lebih tinggi di atas rata-rata industri properti di Tanah Air," kata Direktur Keuangan PT PP Properti Tbk, Indaryanto, di Jakarta, Sabtu.
Menurut Indaryanto, pemasangan target lebih tinggi selama 2017 sejalan dengan tingginya animo masyarakat dan respon pasar terhadap produk hunian yang dibangun PP Properti pada tahun sebelumnya.
Di saat industri properti mengalami guncangan hebat pada tahun 2016, anak usaha PT PP (Persero) Tbk ini justru mencetak keuntungan dari penjualan hunian perumahan dan apartemen.
Harga saham perusahaan berkode PPRO ini justru menjadi salah satu saham dengan lonjakan tinggi sepanjang tahun 2016 yang meningkat hingga tujuh kali lipat.
"Memasuki 2017, sebagian besar pelaku bisnis properti memprediksi sebagai masa perbaikan atas menurunnya performa pasar properti yang terjadi tahun lalu. Karena itu kami tetap memasan target pertumbuhan yan tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT PP Properti Tbk Galih Saksono mengatakan, selain pertumbuhan ekonomi yang lebih bagus dibanding tahun lalu, pada 2017 faktor pendorong kenaikan penjualan adalah keberadaan program "tax amnesty" yang dinilai cukup berhasil mengerek pasar properti di segmen menengah dan atas.
"Apalagi (dengan aturan yang baru) orang asing juga bisa diperbolehkan membeli properti di sini," jelas Galih.
Untuk merebut pasar 2017, PP Properti melakukan berbagai strategi antara lain dengan membangun apartemen The Ayoma, apartemen kelas premium yang berlokasi di kawasan Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan.
Sebagai "brand strategy" dengan menggandeng Bank BNI, penjualan The Ayoma diharapkan bersinar pada 2017.
(R017)
"Kami mengincar kenaikan penjualan pada kisaran 25 persen - 30 persen sepanjang 2017, jauh lebih tinggi di atas rata-rata industri properti di Tanah Air," kata Direktur Keuangan PT PP Properti Tbk, Indaryanto, di Jakarta, Sabtu.
Menurut Indaryanto, pemasangan target lebih tinggi selama 2017 sejalan dengan tingginya animo masyarakat dan respon pasar terhadap produk hunian yang dibangun PP Properti pada tahun sebelumnya.
Di saat industri properti mengalami guncangan hebat pada tahun 2016, anak usaha PT PP (Persero) Tbk ini justru mencetak keuntungan dari penjualan hunian perumahan dan apartemen.
Harga saham perusahaan berkode PPRO ini justru menjadi salah satu saham dengan lonjakan tinggi sepanjang tahun 2016 yang meningkat hingga tujuh kali lipat.
"Memasuki 2017, sebagian besar pelaku bisnis properti memprediksi sebagai masa perbaikan atas menurunnya performa pasar properti yang terjadi tahun lalu. Karena itu kami tetap memasan target pertumbuhan yan tinggi," ujarnya.
Sementara itu, Direktur PT PP Properti Tbk Galih Saksono mengatakan, selain pertumbuhan ekonomi yang lebih bagus dibanding tahun lalu, pada 2017 faktor pendorong kenaikan penjualan adalah keberadaan program "tax amnesty" yang dinilai cukup berhasil mengerek pasar properti di segmen menengah dan atas.
"Apalagi (dengan aturan yang baru) orang asing juga bisa diperbolehkan membeli properti di sini," jelas Galih.
Untuk merebut pasar 2017, PP Properti melakukan berbagai strategi antara lain dengan membangun apartemen The Ayoma, apartemen kelas premium yang berlokasi di kawasan Rawa Buntu, Serpong, Tangerang Selatan.
Sebagai "brand strategy" dengan menggandeng Bank BNI, penjualan The Ayoma diharapkan bersinar pada 2017.
(R017)
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2017
0 comments:
Post a Comment