Dirut BTN sebut pembiayaan perumahan masih prospektif

Dirut BTN sebut pembiayaan perumahan masih prospektif
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono (kiri) didampingi jajaran direksi memberikan keterangan pada Konferensi Pers usai Paparan Kinerja Bank Tabungan Negara Triwulan III tahun 2018 di Menara BTN, Jakarta, Kamis (25/10/2018). Bank Tabungan Negara mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,28 persen Year on Year (YoY) serta berhasil mengucurkan kredit senilai Rp 220,07 triliun per triwulan III 2018, naik dibandingkan triwulan III 2017 sebesar Rp 184,50 triliun.   ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Targetkan di 2019 biayai 775.000 unit rumah
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), Maryono menyebutkan prospek pembiayaan perumahan untuk tahun 2019 masih prospektif dibandingkan pembiayaan selain perumahan.

"Kredit perumahan sampai saat ini masih mengalami kenaikan diharapkan di 2019 juga masih serupa melihat perkembangan pasar," kata Maryono dalam forum grup diskusi yang diselenggarakan di Kereta Wisata Agro Muria Jakarta-Semarang, Jumat.
Maryono mengatakan tahun ini diharapkan KPR mencapai 750 ribu unit, maka ditargetkan tahun 2019 mencapai 775 ribu unit karena mempertimbangkan juga faktor resiko global yang masih akan terjadi.

Ia menjelaskan dalam upaya meningkatkan pembiayaan di sektor perumahan, BTN tidak saja menyalurkan kredit kepada kontraktor dan pengembang yang sudah ada, tetapi juga membuka peluang bagi kontraktor dan pengembang baru di sektor ini.

Menurut Maryono, sejauh ini sektor perumahan telah memberikan kontribusi 2,9 persen terhada PDB, melalui kebijakan pemerintah dalam mewujudkan program sejuta rumah tentunya akan mampu mendorong sektor ini ke arah yang positif.

Maryono juga menyebutkan dukunga BTN dalam program sejuta rumah terus mengalami kenaikan sampai dengan 2017 sudah mencapai 73 persen, maka untuk tahun 2018 ditargetkan bisa 75 persen.

"Kondisi demikian didorong permintaan perumahan yang terus mengalami kenaikan seiring bertambahnya usia produktif dan tingginya backlog (kesenjangan) antara permintaan dan ketersediaan rumah di pasar," jelas dia.

Meskipun di 2019 merupakan tahun politik, belajar dari Pemilu sebelumnya ekonomi tidak terlalu berpengaruh, dampak hanya akan dirasakan empat bulan pertama, setelah itu delapan bulan berikutnya sudah kembali normal, serta biasanya permintaan terhadap KPR tidak terpengaruh, ungkap Maryono.

"Dalam delapan bulan itu kami akan banyak melakukan upaya membuat rasio keuangan menjadi lebih baik lagi," ujar dia.

Baca juga: BTN perkirakan pertumbuhan kredit 15 persen di 2019
 
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2018

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Dirut BTN sebut pembiayaan perumahan masih prospektif

0 comments:

Post a Comment