Jakarta (ANTARA News) - PT Astra Internasional meluncurkan lini bisnis ketujuh di bidang properti sebagai bagian dari rencana ekspansi bisnis Astra secara berkelanjutan jelang perjalanan bisnis yang akan menginjak tahun ke-60.
Lini bisnis ketujuh ini melengkapi enam lini bisnis Astra, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya serta teknologi informasi.
"Lini bisnis baru ini tidak berniat memperkecil lini bisnis lainnya," kata Chief of Astra Property PT Astra International Tbk David Iman Santosa, di Jakarta, Rabu.
David mengatakan, lini bisnis Astra mempunyai pola dan siklus yang berbeda satu sama lain. Justru kehadiran lini bisnis properti yang baru ini, lanjutnya, diharapkan bisa bersinergi dengan enam bisnis lain sehingga dapat saling mengisi.
"Revenue source diperkirakan lebih stabil," ujarnya.
Studi terhadap bisnis Astra telah dimulai dengan riset mendalam tentang kebutuhan dan perkiraan perkembangan properti Indonesia dalam beberapa dekade mendatang. Pembangunan gedung menara Astra dan tiga menara apartemen yang berlokasi di lahan seluas 2,4 hektar di jalan Sudirman adalah penanda dalam implementasi properti Astra.
Dua proyek yang memakan biaya Rp8 triliun itu mulai dibangun pada kuartal pertama 2014 dan diharapkan rampung pada awal 2018. Ketiga apartemen bernama Anandamaya ini telah terjual 91,35 persen dari 509 unit yang ditawarkan.
Beberapa perwujudan lain bisnis properti Astra adalah pendirian PT Astra Land Indonesia (ALI) lalu penandatanganan pembentukan perusahaan patungan antara ALI dan PT Mitra Sindo Makmur, anak perusahaan PT Modernland Realty Tbk, untuk mengakuisisi dan mengembangkan area seluas kurang lebih 70 hektar di kawasan Jakarta Timur senilai Rp3,4 triliun . Astra juga sedang mempersiapkan proyek perumahan di kawasan Simatupang.
Lini bisnis ketujuh ini melengkapi enam lini bisnis Astra, yaitu otomotif, jasa keuangan, alat berat dan pertambangan, agribisnis, infrastruktur, logistik dan lainnya serta teknologi informasi.
"Lini bisnis baru ini tidak berniat memperkecil lini bisnis lainnya," kata Chief of Astra Property PT Astra International Tbk David Iman Santosa, di Jakarta, Rabu.
David mengatakan, lini bisnis Astra mempunyai pola dan siklus yang berbeda satu sama lain. Justru kehadiran lini bisnis properti yang baru ini, lanjutnya, diharapkan bisa bersinergi dengan enam bisnis lain sehingga dapat saling mengisi.
"Revenue source diperkirakan lebih stabil," ujarnya.
Studi terhadap bisnis Astra telah dimulai dengan riset mendalam tentang kebutuhan dan perkiraan perkembangan properti Indonesia dalam beberapa dekade mendatang. Pembangunan gedung menara Astra dan tiga menara apartemen yang berlokasi di lahan seluas 2,4 hektar di jalan Sudirman adalah penanda dalam implementasi properti Astra.
Dua proyek yang memakan biaya Rp8 triliun itu mulai dibangun pada kuartal pertama 2014 dan diharapkan rampung pada awal 2018. Ketiga apartemen bernama Anandamaya ini telah terjual 91,35 persen dari 509 unit yang ditawarkan.
Beberapa perwujudan lain bisnis properti Astra adalah pendirian PT Astra Land Indonesia (ALI) lalu penandatanganan pembentukan perusahaan patungan antara ALI dan PT Mitra Sindo Makmur, anak perusahaan PT Modernland Realty Tbk, untuk mengakuisisi dan mengembangkan area seluas kurang lebih 70 hektar di kawasan Jakarta Timur senilai Rp3,4 triliun . Astra juga sedang mempersiapkan proyek perumahan di kawasan Simatupang.
Editor: Monalisa
COPYRIGHT © ANTARA 2016
0 comments:
Post a Comment